DPR Soroti Defisit RAPBN 2020 Capai Rp 307,2 triliun

Ketua Badan Anggaran DPR RI Kahar Muzakir menyampaikan pandangan fraksi-fraksi terhadap RUU tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2019. Salah satu poin yang disoroti yakni defisit anggaran dalam RAPBN tahun 2019.

Berdasarkan perhitungan pendapatan negara sebesar Rp 2.233,2 triliun dan belanja negara sebesar Rp 2.540,4 triliun, maka defisit dalam RAPBN 2020 sebesar 1,76 persen atau sebesar Rp 307,2 triliun.

Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (Fraksi PDI Perjuangan), kata dia, berpendapat naiknya pendapatan negara menunjukkan bagaimana potensi yang baik dari sumber-sumber pendapatan negara baik pajak maupun non pajak.

Meskipun demikian, kenaikan pendapatan juga sejalan dengan kenaikan belanja negara. Adapun kenaikan belanja negara tetap lebih tinggi dari pendapatan negara yang menyebabkan adanya defisit anggaran. Hal ini, akan menjadi bahan untuk menyerang Pemerintah.

"Hal ini dapat menjadi celah untuk men-downgrade pemerintah. Turunnya pos belanja untuk subsidi energi menjadikan keresahan masyarakat dikalangan menengah ke bawah dan kalangan bawah," kata dia ketika menyampaikan 'Pendapat Akhir Mini Fraksi Terkait RAPBN 2020', dalam Rapat Paripurna, di gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (24/9).

Dengan demikian, fraksi PDIP berpendapat pemerintah perlu memberikan penjelasan kepada publik bagaimana proses dan keputusan diambil.

Fraksi Golkar

Sementara Fraksi Partai Golkar meminta pemerintah agar belanja negara sebesar-besarnya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, mengurangi kemiskinan, dan meningkatkan daya saing SDM Indonesia.

Belanja negara juga diminta dapat mempersempit kesenjangan antara orang kaya dan miskin, melalui penyaluran subsidi lebih tepat sasaran dengan mengacu pada Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin, dan juga ditujukan untuk mengurangi disparitas antarwilayah.

"Terhadap defisit, Fraksi Partai Golkar meminta pemerintah dalam menjalankan kebijakan fiskal yang ekspansif harus diikuti dengan upaya-upaya reformasi fiskal dan perbaikan defisit keseimbangan primer melalui peningkatan kualitas belanja," tandasnya.


Pembangunan Infrastruktur di Daerah Masih Bergantung dari APBN

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan terdapat sejumlah daerah yang sebenarnya mampu membangun infrastruktur tanpa tanpa harus menunggu kucuran APBN. Sayangnya tidak semua daerah yang mampu itu mau mencari pendanaan selain dari APBN.

"Saat ini kami melihat rasio pemerintah daerah yang mampu dan mau melakukan pinjaman ke PT SMI hanya 16 persen dari Pemda-pemda yang sebetulnya mereka eligible atau bisa," kata dia, dalam 'Orientasi Anggota DPD Terpilih Periode 2019-2024, di JW Marriott, Jakarta, Rabu (18/9).
Dia mengatakan saat ini ada berbagai jenis pendanaan yang bisa diakses daerah. Sumber pendanaan pembangunan infrastruktur, lanjut dia, misalnya melalui skema KPBU dan pinjaman dari PT SMI.

Hanya opsi-opsi tersebut belum banyak digunakan oleh pemerintah daerah. Meskipun memiliki dari sisi APBD. "Jadi artinya pemerintah daerah itu lebih baik menunggu tidak usah bangun daripada dia harus pinjam ke PT SMI untuk mempercepat pembangunan di daerahnya. Kita tunggu saja sampai nanti APBN, mungkin kasih," ujar dia.

"Dan tampaknya lebih giat melobi ke DPR, DPD, dan Kementerian Keuangan daripada mencari solusi dimana daerah tersebut sebetulnya memiliki kapasitas untuk bisa membangun melalui mekanisme KPBU atau pinjaman yang bisa dicicil kembali oleh APBD-nya karena APBD-nya sebetulnya memiliki kapasitas," imbuhnya.

Mantan Direktur Bank Dunia ini mengatakan, untuk memperbaiki hal tersebut pemerintah akan terus memperbaiki penguatan regulasi. "Dan tentu kita akan mendukung perbaikan kualitas SDM di daerah," tandasnya.


Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Share:

Penerimaan Negara Sentuh Rp 1.189,3 Triliun hingga Agustus 2019

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat pendapatan negara hingga akhir Agustus 2019 mencapai Rp 1.189,3 triliun atau 54,9 persen dari target APBN 2019 sebesar Rp 2.165,1 triliun. Angka ini naik sebesar 3,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp 1.152,9 triliun.

"Sampai dengan akhir Agustus kondisi perekonimian di berbagai negara tidak cukup menggembirkan kecuali sedikit negara yang bisa. Realisasi APBN sampai akhir Agustus pendapatan kita hanya mencapai Rp 1.189,3 triliun," kata Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati di dalam Konferensi Pers APBN Kita, di Jakarta, Selasa (24/9/2019).

Sri Mulyani mengatakan penerimaan negara itu antara lain berasal dari penerimaan perpajakan yang tembus mencapai Rp 920,2 triliun. Angka ini mencapai 51,5 persen dari target APBN 2019. Angka ini pun tumbuh tipis 1,4 persen dibandingkan realisasi periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 907,5 triliun.

Di sisi lain, pendapatan negara juga berasal dari pendapatan negara bukan pajak (PNBP) yang tercatat hingga akhir Agustus 2019 sebesar Rp 268 triliun atau setara dengan 70,9 persen dari target APBN 2019. Angka ini juga tumbuh 11,6 persen dari realisasi tahun lalu sebesar Rp 240,3 triliun.

"Kemudian penerimaan hibah mencapai Rp1 triliun" pungkasnya.


Pemerintah dan DPR Sahkan APBN 2020, Ini Rinciannya

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyepakati RUU APBN Tahun Anggaran 2020 menjadi Undang-Undang APBN 2020. Terdapat beberapa perubahan dari usulan RUU APBN 2020 yang diusulkan Presiden Joko Widodo saat menyapaikan nota keuangan pada 16 Agustus 2019.

Perubahan dalam APBN 2020 terletak pada asumsi perubahan harga minyak mentah Indonesia dari yang sebelumnya USD 65 per barel menjadi USD 63 per barel. Kemudian, lifting minyak bumi berubah dari sebelumnya 734 ribu barel per hari menjadi 755 ribu barel per hari.

"Kami menilai penetapan indikator tersebut cukup realistis meskipun dinamika global yang tinggi masih akan terus menciptakan ketidakpastian bagi asumsi itu," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat menyampaikan pendapat akhir pengesahaan RUU APBN 2020 di Ruang Rapat Paripurna DPR-RI, Jakarta, Selasa, (24/9).

Sementara untuk asumsi makro lainnya, tidak mengalami perubahan. Pertumbuhan ekonom tetap ditargetkan 5,3 persen, inflasi 3,1 persen, Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat diperkirakan Rp 14.400 per USD, serta lifting gas bumi 1,19 juta barel setara minyak per hari.

"Asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 5.3 persen dalam suasana kecenderungan perlemahan ekonomi global akan cukup menantang dan menghadapi risiko ke bawah," ungkap dia.

Dengan adanya perubahan asumsi makro yang tersebut, maka terjadi perubahan pada pendapatan dan pengeluaran negara, yakni mengalami kenaikan Rp 11,6 triliun. Pendapatan ditargetkan sebesar Rp 2.233,2 triliun pada, sedangkan usulan awal sebesar Rp 2.221,5. 

Sementara belanja negara naik menjadi Rp 2.540,4 triliun dari usulan awal Rp 2.528,8 triliun.
"Defisit ditargetkan sebesar Rp 307,2 triliun atau setara 1,76 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)," ujar dia.

"Pengendalian defisit anggaran tahun 2020 dilakukan untuk menjaga kesinambungan fiskal serta memberikan ruang gerak yang lebih besar menghadapi risiko global serta dampaknya pada perekonomian nasional pada tahun 2020," imbuhnya.

Pembiayaan defisit APBN 2020 dikatakannya akan bersumber dari pembiayaan utang Rp 351,9 triliun, pembiayaan investasi negatif Rp 74,2 triliun, pemberian pinjaman Rp 5,1 triliun, kewajiban penjaminan negatif Rp 600 miliar, dan pembiayaan lainnya Rp 25 triliun
"Di penghujung periode pemerintahan saat ini, ijinkan saya secara pribadi dan sebagai wakil Pemerintah untuk menyampaikan terima kasih kepada para Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Periode 20152019 yang terhormat atas kerjasamanya selama ini dalam melaksanakan tugas kenegaraan," tandasnya.

Share:

Hingga Agustus, Pemerintah Salurkan Rp 530,6 Triliun ke Daerah

Kementerian Keuangan mencatat realisasi transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) sampai dengan Agustus 2019 mencapai Rp 530,6 triliun. Angka tersebut mencapai 64,18 persen dari pagu Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) 2019.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan dari jumlah tersebut pemerintah telah menyalurkan transfer ke daerah (TKD) sebesar Rp 488,4 triliun atau sekitar 64,54 persen dari realisasi APBN. Sedangkan yang disalurkan melalui dana desa mencapai Rp 42,20 triliun atau sebesar 59,80 persen.

"Keduanya mengalami kenaikan masing-masing sebesar 5,0 persen dan 16,4 persen dibandingkan realisasi tahun lalu," ujar Sri Mulyani saat konferensi pers ABPBN Kita, Jakarta, Selasa (24/9).

Mengutip APBN Kita edisi September 2019, secara Iebih rinci, realisasi TKD terdiri dari Dana Perimbangan Rp 474,6 triliun (65,50 persen), Dana Insentif Daerah (DID) Rp 6,53 triliun (65,28 persen), dan Dana Otonomi Khusus dan Keistimewaan DIY Rp7,25 triliun (32,71 persen).

Realisasi TKD sampai dengan Agustus 2019 tersebut lebih tinggi Rp 23,33 triliun triliun atau sekitar 5,02 persen bila dibandingkan realisasi TKD pada periode yang sama 2018. Tingginya realisasi TKD sampai dengan Agustus 2019 tersebut terutama disebabkan karena pemyaluran DBH yang lebih tinggi 37,87 persen dikarenakan penyaluran kurang bayar DBH kepada daerah penerima.

Sementara itu, realisasi Dana Keistimewaan DIY yang meningkat sebesar 20 persen diakibatkan karena tingginya penyaluran sampai dengan Agustus 2019 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Bappenas: Blockchain Bisa Optimalkan Distribusi Dana Desa

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Bambang Brodjonegoro mengatakan, kehadiran blokchain dapat mengoptimalkan distribusi dana desa.

Menurutnya, kemampuan blockchain untuk melacak, mengatur, dan mendistribusikan informasi dinilai bisa mengoptimalisasi proses pemasaran dan rantai distribusi.

"Solusi itu akan meningkatkan efisiensi rantai suplai di bidang agrikultur dan perikanan, juga manajemen e-commerce, Hak Kekayaan Intelektual, bahkan blockchain disebut dapat berfungsi untuk optimalisasi distribusi dana desa,” tuturnya di Jakarta, Senin (29/7/2019).
Pihaknya menjelaskan, pemerintah telah menyiapkan sejumlah kebijakan guna memaksimalkan implementasi kemajuan teknologi di Indonesia.

"Sebagai institusi perencanaan, Bappenas mengandalkan perkembangan teknologi digital untuk meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan. Kebijakan tersebut mencakup peta jalan transformasi digital, harmonisasi peraturan perundangan, kebijakan fiskal, kemudahan berusaha, juga kesediaan akses pendanaan dan tenaga kerja terampil," paparnya.  


Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Share:

Harga Emas Dekati Level Tertinggi Selama Tiga Minggu

Harga emas naik ke level tertinggi hampir tiga minggu pada hari Selasa. Kenaaikan ini lebih disebabkan karena seruan tuduhan terhadap Presiden AS Donald Trump mendorong saham menjadi merah. Pada akhirnya membuat harga emas batangan mendapatkan dorongan lebih lanjut dari data kepercayaan konsumen yang mengecewakan.

Dikutip dari laman CNBC, Rabu (25/9/2019); harga emas di pasar spot naik menjadi USD 1.527,40 per ounce, setelah mencapai level tertinggi sejak 5 September di USD 1.535,60. Emas berjangka AS naik tipia 0,6 persen pada USD 1.540,20 per ounce.

“Ada kekhawatiran tentang tuduhan yang mungkin telah membantu sedikit pasar tidak mengerti. Kami melihat pasar ekuitas AS ditarik ke sana kemari dengan ketegangan perdagangan yang sedang berlangsung,” kata Suki Cooper, analis logam mulia di Standard Chartered Bank.

S&P 500 dan Nasdaq mengalami penurunan terburuk mereka dalam satu bulan pada hari Selasa setelah Perwakilan AS John Lewis, salah satu pemimpin paling senior, bergabung dengan anggota parlemen Demokrat lainnya dalam menyerukan proses tuduhan untuk memulai melawan Presiden Donald Trump.

"Selama perdagangan hari ini kita telah melihat kombinasi kekhawatiran di sekitar negatif, ketidakpastian politik membebani pasar saham dan pada gilirannya hasil treasury turun sedikit, dan harga emas didorong sebagai aset safe haven," tambah Cooper.



Kepercayaan Konsumen AS Melemah

Data kepercayaan konsumen AS yang lemah memicu kekhawatiran tentang ekonomi global. Hal ini turun paling banyak dalam sembilan bulan pada bulan September, karena pandangan ekonomi negara itu semakin gelap dalam menghadapi perang perdagangan AS-China.

Trump menyampaikan teguran pedas terhadap praktik perdagangan China di Majelis Umum PBB, dengan mengatakan ia tidak akan menerima 'kesepakatan buruk' dalam negosiasi perdagangan yang sedang berlangsung.

Kekhawatiran atas ekonomi global terus meningkat akhir-akhir ini, dengan survei di zona euro pada hari Senin menunjukkan pertumbuhan bisnis terhenti bulan ini.

"Ketakutan akan resesi tumbuh di zona euro karena kelemahan dalam industri sekarang juga tampaknya meluas ke sektor jasa," tulis analis Commerzbank dalam sebuah catatan.
"Oleh karena itu Emas dalam permintaan yang cukup besar sebagai tempat berlindung yang aman kemarin, sebagaimana tercermin dalam arus masuk ETF (dana yang diperdagangkan di bursa) yang tinggi," lanjutnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Share:

Harga Emas Antam Naik jadi Rp 769 Ribu per Gram

Harga emas produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) atau emas Antam naik Rp 4.000 menjadi Rp 769 ribu per gram, pada perdagangan Rabu (25/9/2019). Pada perdagangan Sabtu pekan lalu, harga emas Antam dipatok Rp 765 ribu per gram.

Sedangkan untuk harga buyback emas Antam pada hari ini juga naik Rp 5.000 per gram menjadi Rp 693 ribu per gram. Harga buyback ini adalah jika Anda menjual emas, Antam akan membelinya di harga Rp 693 ribu per gram.

Saat ini, Antam menjual emas dengan ukuran mulai 0,5 gram hingga 1.000 gram. Hingga pukul 08.25 WIB, mayoritas ukuran emas Antam masih tersedia.

Harga emas Antam ini berlaku di kantor Antam Pulogadung, Jakarta. Sementara, di gerai penjualan emas Antam lain bisa berbeda.

Sementara untuk harga emas Antam bercorak batik dengan ukuran 10 gram ditetapkan Rp 7.800.000. Sedangkan untuk ukuran 20 gram dijual Rp 15.310.000.

Harga emas Antam sudah termasuk PPh 22 sebesar 0,9 persen. Sertakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) untuk memperoleh potongan pajak lebih rendah (0,45 persen).




Rincian Harga Emas

* Pecahan 0,5 gram Rp 409.000
* Pecahan 1 gram Rp 769.000
* Pecahan 2 gram Rp 1.487.000
* Pecahan 3 gram Rp 2.209.000
* Pecahan 5 gram Rp 3.665.000
* Pecahan 10 gram Rp 7.265.000
* Pecahan 25 gram Rp 18.055.000
* Pecahan 50 gram Rp 36.035.000
* Pecahan 100 gram Rp 72.000.000
* Pecahan 250 gram Rp 179.750.000
* Pecahan 500 gram Rp 357.300.000
* Pecahan 1.000 gram Rp 714.600.000.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Share:

Jurus Fintech Amertha Dorong Inklusi Keuangan di Pedesaan

PT Amartha Mikro Fintek atau Amartha, perusahaan fintech peer to peer lending terpercaya mendukung akses teknologi keuangan untuk pelaku usaha mikro perempuan di pedesaan. Pasalnya, teknologi keuangan berperan besar dalam meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia.

"Sejak 2010, Amartha berperan aktif dalam menjangkau pelaku usaha mikro perempuan di pedesaan untuk mendapatkan akses layanan keuangan. Mereka adalah masyarakat pedesaan yang tidak hanya membutuhkan literasi keuangan tetapi juga teknologi," kata Pendiri dan CEO Amartha, Andi Taufan Garuda Putra, dalam keterangan tertulis, Jakarta, Rabu (25/9).

Dengan memanfaatkan kemudahan dari teknologi, Amartha dapat meningkatkan efisiensi operasional sehingga dapat menjangkau desa-desa terpencil dan memproses pengajuan pinjaman dengan lebih cepat.

Kehadiran fintech p2p lending juga memberikan dampak yang sangat besar bagi Amartha. Kami dengan mudah dan aman mempertemukan pemberi dana di perkotaan dengan pengusaha mikro di pedesaan yang memerlukan modal untuk memulai atau mengembangkan usaha melalui website maupun aplikasi.

Saat ini, Amartha telah menjangkau lebih dari 4.100 desa di Indonesia serta menyalurkan pendanaan kepada lebih dari 280 ribu pelaku usaha mikro perempuan. Peningkatan jangkauan desa dan para peminjam dana usaha di Amartha tidak terlepas dari kepercayaan mereka terhadap perusahaan ini dalam melayani dan memberikan literasi keuangan.

"Setiap minggu sekali mereka berkumpul bersama petugas lapangan Amartha. Kami juga memberikan pelatihan bisnis dan keuangan terhadap mereka. Kami mengajak mereka untuk mengikuti kelompok yang terdiri dari 10-20 orang," jelas Andi.

Aplikasi Khusus

Soal teknologi, Amartha juga mengembangkan aplikasi khusus untuk para pelaku usaha mikro perempuan atau mitra usaha Amartha. Aplikasi ini dibuat semudah mungkin untuk para perempuan Tangguh agar mudah dalam menggunakannya. Pasalnya, kami ingin turut mengedukasi mereka mengenai literasi keuangan melalui teknologi.

Menurut survei Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) Annual Member Survey Report 2018 lebih dari 70 persen pelaku fintech di Indonesia memberikan layanan kepada segmen masyarakat yang belum terjangkau (unbanked) dan kurang terjangkau (underbanked) oleh perbankan.

Sementara itu, fintech yang paling sering digunakan konsumen adalah online lending sebesar 39,6 persen yang diikuti oleh pembayaran digital sebesar 26,4 persen.


Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Share:

Angkasa Pura II Salurkan Pinjaman Rp 2,2 Miliar untuk 70 Pelaku UMKM

PT Angkasa Pura II menyalurkan pinjaman lunak sebanyak Rp 810 juta kepada 27 pelaku UMKM yang berada di sekitaran Bandara Internasional Soekarno Hatta, Kota Tangerang. Penyaluran dana tersebut untuk tahap tiga di 2019 ini.

Dalam tahap ketiga ini, Direktur Keuangan Angkasa Pura II Bayu Rafisukmawan pun menyerahkan berkas kontrak kerjasama dana bantuan sebesar Rp810 juta kepada 27 mitra binaan.

Bayu mengatakan, penyaluran dana bantuan ini untuk mendorong bisnis usaha kecil dan menengah (UKM) bagi masyarakat di sekitar wilayah Bandara Soekarno-Hatta.

"Sehingga dengan dana bantuan ini dapat menaikkan bisnis mitra binaan demi kesejahteraan masyarakat," ujarnya.

Dia pun mendorong pelaku UMKM ini harus memiliki usaha yang lebih maju.

"Sebagai umat muslim, kita juga diajarkan, hidup besok harus lebih baik dari hari ini. Jadi ibu bapak usahanya harus lebih maju," ujarnya di hadapan puluham mitra binaan.

Menurut Bayu, hingga kuartal III dalam program bina lingkungan ini, pihaknya telah menyalurkan dana bantuan sebesar Rp 2,2 miliar lebih untuk 70 pelaku UMKM.


Buat Buka Pabrik Garmen

Dana Mitra Usaha milik Angkasa Pura II ini pun, sudah dinikmati Nafsuh, warga Kresek Kabupaten Tangerang yang ternyata sudah mendapatkan pinjaman lunak tersebut sejak 2011. Awalnya, dia mendapatkan pinjaman sebesar Rp10 juta yang diperuntukan untuk warung sembako di rumahnya.

Lalu, dua tahun kemudian ketika lunas mendapatkan suntikan dana segar lagi sebesar Rp15 juta.
"Ketika lunas lagi, lanjut Rp40 juta. Nah, saat itu bukan hanya mengembangkan usaha warung sembako, tapi saya bagi dua modalnya dengan membuka pabrik kecil-kecilan khusus garmen ekspor," ujar Nafsuh.

Lalu, ketika dua bulan akan lunas, dia melakukan pelunasan sekaligus untuk kemudian saat ini dia mendapatkan kucuran dana lagi sebesar Rp 80 juta. Pinjaman tersebut, lanjutnya akan dijadikan modal untuk pengembangan pabrik garmennya di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

"Warung sembakonya masih, malah semakin besar. Itu yang jaga istri, saya kembangkan usaha garmen," tuturnya. (Pramita Tristiawati)


Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Share:

Recent Posts