Jatim Dekati Target Inklusi Keuangan Nasional


Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis tingkat inklusi keuangan di Jawa Timur (Jatim) akan terus meningkat. Tahun ini target inklusi keuangan secara nasional 75 persen. Pada 2016, tingkat inklusi keuangan di Jatim mendekati target, yaitu 73,25 persen. Tahun ini survei inklusi keuangan kembali dilakukan.
Untuk sementara, data yang terkumpul tahun ini adalah tingkat inklusi dari tiap industri keuangan. Di antaranya, pembukaan rekening tabungan baru sebanyak 1,32 juta dengan nominal Rp 8,12 triliun. Pembukaan rekening deposito tercatat sebanyak 34.455 dengan nominal dana terkumpul Rp 26,5 triliun. Untuk penyaluran kredit perbankan, tercatat ada 235.831 kontrak kredit dengan nominal Rp 8,35 triliun.
“Ke depan, diharapkan ada sinergi yang lebih kuat antara OJK, LJK (lembaga jasa keuangan, Red), stakeholders, dan masyarakat untuk mencapai target yang diperlukan presiden. Juga, industri keuangan membantu mewujudkan pertumbuhan ekonomi Jatim,” kata Kepala Kantor OJK Kantor Regional 4 Jatim Heru Cahyono, Minggu (20/10).
Target inklusi keuangan di Jatim tahun ini tetap mengikuti nasional, yaitu 75 persen. Namun, Jatim patut berbangga karena tingkat inklusi keuangan yang sebelumnya dicapai di level 73,25 persen sudah cukup baik jika dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain.
“Kami terus dorong edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat. Ini dilakukan supaya masyarakat mengenal produk keuangan lebih baik dan tidak salah langkah,” sahut Direktur Pengawasan LJK 2 dan Manajemen Strategis OJK Kantor Regional 4 Jatim Mulyanto.
Di sisi lain, kinerja asuransi di Jatim cukup baik. Hingga semester I 2019, rasio klaim asuransi dari 105 perusahaan asuransi yang beroperasi di Jatim hanya naik 1,24 persen. Angka klaim tersebut naik dari Rp 7,5 triliun pada semester I 2018 menjadi Rp 7,6 triliun pada semester I 2019. Total klaim pada asuransi jiwa Rp 6,9 triliun.
Sementara itu, klaim pada asuransi umum Rp 800 miliar. Jika dibandingkan dengan premi, posisi industri asuransi di Jatim tergolong aman. Di samping itu, posisi pendapatan premi juga tumbuh cukup positif.
Sebab, total premi pada industri asuransi jiwa masih Rp 9,5 triliun. Sementara itu, premi asuransi umum sebanyak Rp 1,9 triliun. “Secara keseluruhan, asuransi kami masih cukup sehat karena klaimnya masih kecil,” ujar Heru.
Dia menyatakan, minat masyarakat untuk berasuransi juga masih cukup baik. Sebab, masyarakat makin sadar akan pentingnya proteksi. Menurut dia, potensi pasar asuransi di Jatim juga masih terbuka lebar, baik asuransi jiwa maupun asuransi umum.
Direktur Marketing BCA Insurance Antonius Tjai mengungkapkan, Jatim menjadi salah satu wilayah yang mendukung asuransi kendaraan bermotor dari perseroan. Apalagi, pembelian kendaraan bermotor di Jatim, khususnya di Surabaya, cukup tinggi.
Share:

Recent Posts